Merayakan Kegagalan

by - Januari 21, 2025



Pernah ada seorang penulis yang dulunya punya segudang mimpi yang mungkin sulit didapatkannya dari latar belakangnya saat itu. Sama seperti anak muda lainnya, ia melakukan berbagai cara untuk membuat masa depannya cerah. 

Ia punya banyak mimpi. Punya karier cemerlang di usia muda, memulai perjalanan sebagai pebisnis sembari terus meniti karier, menulis buku yang bisa terjual ratusan ribu eksemplar, dikenal sebagai penulis dengan buku-bukunya yang best seller, pindah ke rumah yang lebih baik, hingga bisa mengunjungi semua tempat impian yang sengaja ia jadikan wallpaper di ponselnya.

Semua mimpi itu tertanam kuat di kepalanya. Ia menata masa mudanya dengan mimpi-mimpi indah itu. Mimpi yang membuat paginya terasa bersemangat memulai hari.

Namun ternyata, jalan terjal tak dapat dihindarinya.

Tak terhitung berapa banyak waktu yang ia gunakan untuk meraih semua mimpi-mimpinya. Namun seringkali dikecewakan oleh keadaan.

Ia gagal mendapat pekerjaan. Menjadi penulis pun ternyata tak membantu banyak mencukupi kebutuhannya. Dan satu-satunya hal yang mungkin menjadi titiknya merubah haluan adalah berbisnis. Ia tahu ini sulit, terlebih tak punya pengalaman dalam bidang ini.

Berbicara saat interview kerja saja selalu nervous, malah mencoba berjualan yang notabennya akan berbincang dengan banyak orang.

Namun ia masih memiliki sedikit keyakinan saat itu. Suatu saat ia akan berhasil meraih semua mimpinya. Meski mungkin jalan yang lebih terjal akan datang lagi kepadanya.


***


Sepanjang perjalanan itu, ia tak hanya mengalami kegagalan, namun juga keberhasilan. Lalu kembali mengulang proses yang sama.

Lambat laun mimpinya tentang keberhasilan-keberhasilan itu membuatnya tercekik. Orang-orang di sekitarnya terus mempertanyakan langkah berikutnya yang akan ia ambil. Merasa setiap langkah yang dilaluinya tak berefek besar pada mimpinya yang terasa seperti gunung pencakar langit.

Hingga mimpi yang awalnya terasa menyenangkan, lama-lama terasa menyakitkan.

Nyatanya, ia terus bergerak sembari menunggu hingga keberhasilan itu datang dan dirinya bisa berucap kepada orang-orang yang selalu mempertanyakan kehidupannya dengan kalimat, “Lihat, saya berhasil dengan segala mimpi yang sulit dicapai itu.”

Tapi ucapan itu tak pernah terdengar hingga kini.

Mengapa keberhasilan itu tak juga datang kepadanya? Mengapa semuanya terasa sulit untuk dimengerti? Dan kapan ia bisa merayakan keberhasilan, seperti orang-orang yang sering ia lihat?

Tidak, ia belum menyerah. Lebih tepatnya, tak ingin menyerah. Ia hanya tak ingin lagi menunggu keberhasilan itu datang lantas merayakannya penuh suka cita.

Ia hanya lelah menangisi kegagalan. Jadi diputuskannya untuk merayakan berbagai kegagalan yang ia terima. Merayakan perjalanan panjang nan melelahkan yang masih tak terlihat ujungnya itu.

Mulai saat itu dan seterusnya, ia mencoba menikmati proses panjang itu. Hingga bila nanti keberhasilan itu datang, ia tak lagi menikmati hasil dengan penuh haru dan suka cita, melainkan bersyukur dengan semua yang telah dilaluinya.

Saya Fatma, dan saya adalah penulis itu.

Saya tahu saya penuh kekurangan. Saya sadar tak bisa mengikuti lebar langkah kaki dari orang-orang yang sudah berhasil. 

Maka dari itu saya akan merayakan kegagalan ini dengan penuh suka cita. Dengan langkah kaki saya sendiri, tanpa harus melihat ke sekeliling.

Saya tahu tulisan ini mungkin terkesan lebay buatmu. Tapi di antara para pembaca, ada yang mengalami nasib serupa. Mengejar keberhasilan yang entah kapan akan menemui garis finish. Tak ada salahnya untuk saling menguatkan, bukan?

You May Also Like

0 Comments