O-souji, Budaya Bersih-bersih Masyarakat Jepang

by - Desember 09, 2024



Kamu mungkin sering melihat suporter Jepang yang turun langsung membersihkan stadion dengan cara mengumpulkan sisa-sisa sampah yang dikumpulkan dalam kantung plastik yang mereka bawa. 

Hal ini tidak terlepas dari budaya o-souji, atau secara harfiah berarti bersih-bersih secara besar-besaran. O-souji awalnya dikenal sebagai ritual tradisional mengatur ulang rumah yang biasanya dilakukan masyarakat Jepang di akhir tahun sebelum memulai periode baru.

Tak hanya berupa budaya, kebiasaan menjaga kebersihan juga menjadi rutinitas mereka sehari-hari. Ada beberapa alasan mengapa penduduk Jepang terbiasa mengutamakan kebersihan di manapun mereka berada. Di mana hal ini membuat kebiasaan mengutamakan kebersihan tentanam dalam diri mereka.


#1. Aspek keagamaan


Dua agama yang mayoritas dianut oleh penduduk Jepang, Shinto dan Buddha mengajarkan tentang pentingnya kebersihkan sebelum beribadah. Masyarakat Jepang percaya bersih-bersih dapat memberikan aura dan nasib yang baik.

Agama shinto misalnya, terdapat ritual pemurnian dan penyucian termasuk mencuci tangan dan berkumur sebelum memasuki kuil. Sedangkan pada agama Buddha Zen, kebersihan dianggap sebagai aspek utama. Membersihkan dan menjaga lingkungan sekitar tetap bersih merupakan bentuk meditasi dan pemurnian.

Kegiatan seperti ini tanpa sadar menciptakan kebiasaan masyarakat Jepang dalam menjaga kebersihan di kehidupan sehari-hari.


#2. Diajarkan sejak di sekolah dasar


Di beberapa negara kebersihan sekolah dijamin oleh pihak sekolah. Biasanya ada petugas kebersihan yang ditugaskan oleh pihak sekolah agar lingkungan selalu bersih. Mulai dari taman, lapangan, koridor, toilet, hingga ruangan, semuanya dibersihkan oleh petugas kebersihan.

Berbeda dengan negara-negara kebanyakan, Jepang membiarkan para siswanya untuk membersihkan seluruh lingkungan sekolah. Tak hanya membersihkan ruang kelas seperti yang biasa dilakukan di Indonesia, murid di Jepang diberi tanggung jawab membersihkan lingkungan sekolah mulai dari ruang kelas, koridor, bahkan toilet sendiri. Biasanya kegiatan bersih-bersih ini dilakukan di akhir jam pelajaran, atau setelah makan siang.

Anak-anak yang akan memasuki sekolah dasar juga diminta untuk mengasah beberapa kemampuan dasar sebelum periode sekolah dimulai. Di mana salah satunya adalah mampu memeras zoukin (kain pembersih) hingga kering yang berhubungan dengan kegiatan bebersih saat di sekolah.


#3. Rasa tanggung jawab dan kepedulian


Banyak masyarakat jepang yang menghindari membuang sampah sembarangan karena rasa tanggung jawabnya terhadap lingkungan. Budaya sopan santun juga mengajarkan mereka untuk merasa malu apabila membiarkan lingkungan sekitarnya kotor.

Lingkungan yang kotor atau kegiatan membuang sampah sembarangan dianggap sebagai ketidaksopanan mereka terhadap orang lain. Sebab lingkungan kotor dapat membawa penyebaran bakteri dan penyakit. Itulah yang menyebabkan banyak penduduk jepang yang merasa tak nyaman dengan lingkungan kotor.


#4. Kegiatan bersih-bersih dalam komunitas


Pada waktu yang telah ditentukan, warga berkumpul untuk mengumpulkan sampah di sekitar lingkungan. Di mana kegiatan ini biasanya diadakan pada pagi hari, sehingga warga yang bekerja masih dapat berpartisipasi.

Organisasi nirlaba juga cukup aktif dalam menjaga kebersihan di area padat penduduk dan juga area yang jarang dilalui, sehingga kebersihan lingkungan tetap terus terjaga.

#5. Membersihkan area yang digunakan setiap selesai melakuan suatu kegiatan.


Ada hal unik yang selalu dilakukan warga Jepang sehabis melakukan suatu kegiatan. Tanpa diminta mereka akan membersihkan lingkungan yang digunakan agar terlihat bersih kembali seperti sebelumnya tanpa perlu menunggu petugas kebersihan datang melakukan tugasnya.

Hal ini biasa terlihat selepas pertandingan, di mana penonton akan mulai menyebar untuk memungut sampah yang tercecer dan para pemain akan memastikan ruang ganti yang telah mereka gunakan kembali dalam kondisi bersih sebelum ditinggalkan.

Meski terlihat sepele, nyatanya kebiasaan sederhana dapat membawa kesan positif seperti yang dilakukan oleh masyarakat Jepang. Bukan tidak mungkin kita bisa mengadopsi kebiasaan menjaga kebersihan.

Mulai dari kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, atau membawa sampah bekas pakai hingga menemukan tempat sampah juga bisa kita terapkan sehari-hari. Sehingga tak hanya kebersihkan, segala penyakit maupun bencana banjir bisa diminimalisir.

Yuk, buang sampah pada tempatnya!

You May Also Like

0 Comments