O-souji, Budaya Bersih-bersih Masyarakat Jepang
Kamu mungkin sering melihat suporter Jepang yang turun langsung membersihkan stadion dengan cara mengumpulkan sisa-sisa sampah yang dikumpulkan dalam kantung plastik yang mereka bawa.
Hal ini tidak terlepas dari
budaya o-souji, atau secara harfiah berarti bersih-bersih secara besar-besaran.
O-souji awalnya dikenal sebagai ritual tradisional mengatur ulang rumah yang
biasanya dilakukan masyarakat Jepang di akhir tahun sebelum memulai periode
baru.
Tak hanya berupa budaya,
kebiasaan menjaga kebersihan juga menjadi rutinitas mereka sehari-hari. Ada
beberapa alasan mengapa penduduk Jepang terbiasa mengutamakan kebersihan di manapun
mereka berada. Di mana hal ini membuat kebiasaan mengutamakan kebersihan
tentanam dalam diri mereka.
#1. Aspek keagamaan
Dua agama yang
mayoritas dianut oleh penduduk Jepang, Shinto dan Buddha mengajarkan tentang
pentingnya kebersihkan sebelum beribadah. Masyarakat Jepang percaya
bersih-bersih dapat memberikan aura dan nasib yang baik.
Agama shinto
misalnya, terdapat ritual pemurnian dan penyucian termasuk mencuci tangan dan berkumur
sebelum memasuki kuil. Sedangkan pada agama Buddha Zen, kebersihan dianggap sebagai
aspek utama. Membersihkan dan menjaga lingkungan sekitar tetap bersih merupakan
bentuk meditasi dan pemurnian.
Kegiatan seperti
ini tanpa sadar menciptakan kebiasaan masyarakat Jepang dalam menjaga
kebersihan di kehidupan sehari-hari.
#2. Diajarkan sejak di sekolah dasar
Di beberapa
negara kebersihan sekolah dijamin oleh pihak sekolah. Biasanya ada petugas
kebersihan yang ditugaskan oleh pihak sekolah agar lingkungan selalu bersih.
Mulai dari taman, lapangan, koridor, toilet, hingga ruangan, semuanya
dibersihkan oleh petugas kebersihan.
Berbeda dengan
negara-negara kebanyakan, Jepang membiarkan para siswanya untuk membersihkan
seluruh lingkungan sekolah. Tak hanya membersihkan ruang kelas seperti yang
biasa dilakukan di Indonesia, murid di Jepang diberi tanggung jawab
membersihkan lingkungan sekolah mulai dari ruang kelas, koridor, bahkan toilet
sendiri. Biasanya kegiatan bersih-bersih ini dilakukan di akhir jam pelajaran,
atau setelah makan siang.
Anak-anak yang
akan memasuki sekolah dasar juga diminta untuk mengasah beberapa kemampuan
dasar sebelum periode sekolah dimulai. Di mana salah satunya adalah mampu
memeras zoukin (kain pembersih) hingga kering yang berhubungan dengan kegiatan
bebersih saat di sekolah.
#3. Rasa tanggung jawab dan kepedulian
Banyak
masyarakat jepang yang menghindari membuang sampah sembarangan karena rasa
tanggung jawabnya terhadap lingkungan. Budaya sopan santun juga mengajarkan
mereka untuk merasa malu apabila membiarkan lingkungan sekitarnya kotor.
Lingkungan yang
kotor atau kegiatan membuang sampah sembarangan dianggap sebagai ketidaksopanan
mereka terhadap orang lain. Sebab lingkungan kotor dapat membawa penyebaran
bakteri dan penyakit. Itulah yang menyebabkan banyak penduduk jepang yang
merasa tak nyaman dengan lingkungan kotor.
#4. Kegiatan bersih-bersih dalam komunitas
Pada waktu yang
telah ditentukan, warga berkumpul untuk mengumpulkan sampah di sekitar
lingkungan. Di mana kegiatan ini biasanya diadakan pada pagi hari, sehingga
warga yang bekerja masih dapat berpartisipasi.
Organisasi
nirlaba juga cukup aktif dalam menjaga kebersihan di area padat penduduk dan
juga area yang jarang dilalui, sehingga kebersihan lingkungan tetap terus terjaga.
#5. Membersihkan area yang digunakan setiap selesai melakuan suatu kegiatan.
Ada hal unik
yang selalu dilakukan warga Jepang sehabis melakukan suatu kegiatan. Tanpa
diminta mereka akan membersihkan lingkungan yang digunakan agar terlihat bersih
kembali seperti sebelumnya tanpa perlu menunggu petugas kebersihan datang
melakukan tugasnya.
Hal ini biasa
terlihat selepas pertandingan, di mana penonton akan mulai menyebar untuk
memungut sampah yang tercecer dan para pemain akan memastikan ruang ganti yang
telah mereka gunakan kembali dalam kondisi bersih sebelum ditinggalkan.
Meski terlihat sepele, nyatanya
kebiasaan sederhana dapat membawa kesan positif seperti yang dilakukan oleh
masyarakat Jepang. Bukan tidak mungkin kita bisa mengadopsi kebiasaan menjaga kebersihan.
Mulai dari kebiasaan membuang
sampah pada tempatnya, atau membawa sampah bekas pakai hingga menemukan tempat
sampah juga bisa kita terapkan sehari-hari. Sehingga tak hanya kebersihkan,
segala penyakit maupun bencana banjir bisa diminimalisir.
Yuk, buang sampah pada tempatnya!
0 Comments