Baru kali ini saya membaca sebuah buku fabel (buku cerita dengan tokoh hewan yang berperilaku seperti manusia) yang sangat menguras emosi. Bukan, bukan emosi seperti mengharu biru, melainkan rasa marah dan benci.
Seperti judulnya, buku ini bercerita tentang sekelompok hewan yang hidup di sebuah peternakan. Dan seperti yang kita tahu, bahwa manusia memanfaatkan hewan-hewan tersebut untuk mendapatkan manfaat darinya. Seperti susu dari para sapi perah, telur dari ayam, dan sebagainya.
Dan yang menyedihkan adalah, apabila hewan tersebut sudah melewati masa manfaatnya, maka akan dipenggal untuk diambil dagingnya. Dan tampaknya hal tersebut dianggap sangat kejam oleh para hewan.
Singkatnya, hewan-hewan ini lantas mencari cara agar bisa terbebas dari manusia dan menjalani peternakan milik mereka sendiri. Di mulai dari seekor babi tua yang dipanggil Mayor Tua, bermimpi hewan-hewan dapat berdiri di atas kaki mereka sendiri, hidup damai tanpa gangguan manusia.

Dari mimpi menuju revolusi
Sepertinya mimpi yang didapatkan Mayor Tua adalah pesan terakhirnya sebagai pemimpin para hewan di peternakan. Hingga posisinya lantas digantikan oleh dua ekor babi: Snowball dan Napoleon, yang pada akhirnya memutuskan untuk menjadikan mimpi Mayor Tua menjadi kenyataan.
Upaya mereka berhasil. Para manusia lari terbirit meninggalkan peternakan. Dan para hewan mulai merencanakan berbagai agenda.
Dimulai dari membuat beberapa peraturan, Snowball mulai membuat tujuh aturan tertulis di tembok. Di mana salah satunya menjelaskan bahwa semua hewan setara. Walau sayang, tak semua hewan secerdas para babi, hingga dibuatlah kalimat sederhana itu, "Kaki Empat Baik, Kaki Dua Jahat!"
Mereka mulai menjalankan beberapa kegiatan. Seperti memanen jagung, memerah susu, menaburkan benih, serta berbagai hal sendiri. Para babi yang dianggap lebih cerdas ketimbang hewan lainnya menciptakan berbagai sistem yang memudahkan mereka hidup tanpa manusia.
Terlihat tak ada tanda-tanda kekacauan, bukan? Namun ternyata, hal ini menjadi awal dari malapetaka yang sesungguhnya.
Haus Kekuasaan
Para babi yang lebih pintar dari hewan lain memang sangat membantu pada awalnya. Snowball terutama, ia menciptakan berbagai sistem agar memudahkan pekerjaan para hewan. Dan sebagai gantinya, para babi diberi keistimewaan tertentu, tentunya atas jasa yang telah mereka berikan.
Para babi mulai mendapatkan susu. Mereka juga mendapatkan buah apel dari hewan lain yang mengumpulkannya. Mereka sangat pintar berargumen. Memberi berbagai alasan yang dianggap masuk akal oleh hewan lainnya.
Napoleon tak mau kalah. Ia yang awalnya iri dengan berbagai sistem praktis yang diciptakan Snowball mulai merencanakan sesuatu. Dengan anak anjing yang dirawatnya dengan dalih memberi pendidikan dini, ia berhasil mendapatkan kekuasaan telak dengan mengusir Snowball dari peternakan.
Semua hewan yang tak menuruti perintahnya dilibas habis oleh keempat anjing yang dirawatnya. Membuat semua hewan terpaksa menuruti berbagai keinginan Napoleon.
Awal mula kepemimpinan diktator
Napoleon mulai melanggar tujuh aturan tertulis, satu-persatu.
Memanfaatkan kemampuan membaca dan mengingat para hewan yang terbatas, ia mengubah aturan tersebut sedikit demi sedikit. Lantas mengubah cerita asli di mana Snowball yang berperan besar dalam kemerdekaan, menjadi Snowball yang pengecut dan pemberontak. Semua dilakukannya tanpa celah, tanpa paksaan, berjalan sangat mulus.
Napoleon semakin di atas angin. Slogan, "Semua hewan adalah setara," mulai berubah menjadi, "Semua hewan adalah setara, tapi beberapa lebih setara dari yang lain." Menjadikan para babi dan anjing menduduki kekuasaan tinggi dibandingkan hewan lain.
Hewan lain bekerja tanpa henti dengan pakan yang terbatas, sementara babi dan anjing duduk bersantai dan menikmati makanan berlimpah. Hewan lain kedinginan di tengah cuaca ekstrim, sementara para anjing dan babi tidur di tempat hangat.
Namun mirisnya, sebagian besar hewan masih menganggap Napoleon adalah pemimpin yang baik, berkat kemampuannya memutar-balikkan fakta.
Ia mulai melanggar berbagai hal. Melakukan berbagai hal yang dulu manusia juga lakukan. Bahkan yang terburuk, mengirim seekor kuda bernama Boxer, yang dikenal sangat baik hati dan pekerja keras ke tempat penyembelihan hewan karena sudah tua dan sakit-sakitan.
Novel satir politik
Buku satir yang bisa dibaca sekali duduk ini sangatlah singkat namun membekas di hati para pembacanya. Sederhana, namun memiliki pesan tersirat yang teramat tegas. Kamu yang membaca cerita singkat di atas pasti sedikit banyak telah memahami apa yang terjadi kedepannya.
Tak ada ending menarik, yang tersedia hanyalah akhir yang terbuka. Karena konsep ini terus menerus berulang tanpa ada akhir.
George Orwell sendiri pernah mengaku bahwa karyanya ini bertujuaun untuk mengkritisi masa pemerintahan Stalin di Uni Soviet, di mana kala itu terlalu otoriter dan diktator. (sumber: gramedia.com)
Dan kenyataannya, hal ini tak hanya terjadi di masa itu, melainkan di masa-masa sebelum dan setelahnya. Di berbagai belahan dunia, bahkan kamu bisa melihat dengan jelas dan berkaca dengan kondisi negaramu saat ini.
Terakhir, novel yang satu ini cocok untuk siapapun. Siapapun yang merasa sudah dewasa dan mampu berpikir jernih. Siapapun yang merasa ada kekeliruan di balik ramainya isu politik yang tiada henti.
Buku yang terkesan seperti cerita anak-anak ini akan mengajarkanmu untuk tidak mudah percaya pada apa yang telah terjadi di kursi singgasana sana, yang seolah mengambil keuntungan sambil mengatasnamakan "demi rakyat".